09/02/14

Mari Menyapa dengan Hati

“Selamat datang di ... . Selamat berbelanja.”
“Engga sekalian beli pulsanya kak ?”
"Terimakasih telah berbelanja di ..., silahkan datang lagi."
“Selamat pagi. Selamat datang di . . . . .” 
walaupun saat itu sudah maghrib.

- - - - - - - - - -

Ngaku deh, pasti kalian semua pernah dapet sapaan penuh kepalsuan ini di kehidupan sehari - hari, ya kan ? 

Kalo disapa yang kaya gini sih gapapa ya

Sebenarnya engga ada yang salah dengan Sapaan ini, tapi jangan dengan muka datar, tatapan lelah sama keringet di pelipis. Kesannya jadi engga niat gitu. Fenomena sapaan ini hampir terjadi di setiap restoran maupun minimarket. Bahkan ada salah satu restoran yang selalu mengucapkan "Selamat Pagi" sekalipun saat itu sudah malam :))

Memang apa yang mereka lakukan bukanlah keinginannya, tetapi perintah dari atasannya. Jadi untuk temen - temen yg punya resto/warung/ semacamnya, Gue saranin untuk menjadikan karyawannya manusia seutuhnya, bukannya dengan template seperti robot.

- - - - - - - - - - -

"Halah, kamu lagi. Engga bosen makan tempe sama telor terus ?" -- 
Diiringi dengan tawa yang renyah. -- salah satu sapaan setiap saya datang di warung yang tidak jauh dari kosan.

Terdengar agak kasar memang, tetapi hal itu membuktikan kalau mereka benar - benar memperhatikan bukan ?

Percayalah, sesuatu yang berhadapan manusia itu harus pakai hati. Sesuatu yang berasal dari hati bakal sampai ke hati juga kan ?

Makanya hati - hati dengan hati, biarkan ia jatuh hati, jangan sampai patah hati.

Eh iya, kalian punya pengalaman serupa ga ? Ceritain dong !

09/01/14

Brotherhood : Jangan terlalu kompetitif

Sudah cukup lama tidak ada tulisan baru di sini, kesibukan yang melanda akhir - akhir ini bikin saya gak bisa nulis panjang dan mendalam. 

Okay, le'me tell you a story :

Semasa SMA, saya mengenal dua orang cowo yang sohib banget, sehidup sematilah. Entah gimana ceritanya tiba - tiba mereka menjauh, seakan saling tidak mengenal. Saya tanya kenapa. 

karena wanita jawabnya.
Mereka sama - sama menyukai perempuan yang sama.


Dan pada akhirnya wanita tersebut tidak memilih satupun diantara mereka.
Dua orang cowo ini menyesal pernah saling menjauh karena hal sepele.


got it ?
oke deh satu lagi.

Semasa SMA (lagi), saya, Rendi dan teman - teman yang lain lagi nongkrong di foodcourt sebuah mall. Keadaannya ramai saat itu. Entah kenapa daritadi Rendi memperhatikan sesuatu.

"Liatin apaan sih lu?"
"Itu ada cewek bening banget, samperin ah"
*semua hening*

Dari jauh kami mengamati gerak - gerik mereka, perempuan itu nyaman dibuatnya walaupun Rendi adalah orang asing baginya. Tapi, kami semua tiba - tiba terhenyuk ketika ada seorang lelaki yang mendekati mereka. Ternyata pria itu pacarnya dilihat dari sikapnya menggandeng kuat wanita tersebut. Beberapa cowok mungkin akan panik mendapati kondisi ini, tapi Rendi tidak. Ia berjabat tangan, mengobrol dan mengajak pasangan tersebut untuk bergabung satu meja bersama kami.

Setelah ngobrol-ngobrol, ternyata pria ini mempunyai banyak kenalan yang sama dengan kami, makin meriah lah suasana siang itu.

-

Makin kesini, entah kenapa saya merasa kalau insting pria dalam sosial mulai berkurang. Para pria terlalu kompetitif memperebutkan sesuatu, sedikit persaingan langsung menjadi konflik. Padahal dengan sedikit mengalah dan menghargai akan lebih menguntungkan untuknya.

Mari kita analogikan dengan 5 ekor serigala yang ingin menerkan seekor rusa, cuma ada 2 kemungkinan. Salah satu serigala mendapakatnya atau rusa itu hilang entah kemana. Kenapa kita tidak melepaskan rusa itu dan mencari yang lain ?

Janganlah takut untuk meluangkan waktu lebih banyak dengan pria dalam kehidupan sosial. Persetan orang sekitar menganggap kalian jomblo ngenes atau apa, selalu jabat tangan pria terlebih dahulu jika kalian bertemu sebuah kelompok baru  daripada wanita idaman kamu. Bersahabatlah dengan tukang parkir di kampus, karena kita tidak tahu kapan kita akan membutuhkannya. Bersahabatlah dengan pria kutu buku, karena kita akan takjub dengan ilmunya. Bersahabatlah dengan siapapun dan tetaplah menjalin komunikasi dengan mereka. Minimal setahun sekali kalian saling berbincang atau ngopi bareng.

Why ?
Because this.


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 
Selama di SMA, saya memiliki "Bro", bukan teman, bukan sahabat, tapi bro. Mereka adalah Dimas, Fithyan dan Irfan. Lucunya perjalanan bro ini seakan sebuah roda. Jadi waktu itu saya lagi adem - adem sama pacar, fithyan lagi pdkt, dimas masih susah move on. Terus pas fithyan udah punya pacar, dimas punya pacar, saya putus sama pacar.
Irfan ? kayaknya dia ada di poros roda deh, jadi gak kemana - mana. 

dan kamu tau gak ? Nama belakang pacar kami sama - sama Nadia :p sayangnya pacar - pacar kami belum pernah saling bertemu, pasti bakal awkward sih :))

oke ini intermezzo aja kok. Dan tulisan ini adalah bentuk apresiasi dari ini.

10/10/13

Kopi.

Aku yang selalu tenang menunggu kamu habiskan di atas meja setiap pagi, sebelum bertemu hiruk – pikuknya kehidupan. Yang setia menunggumu di balik pintu, menjaga hangat untuk diteguk setelah lelahmu. Yang kamu bisa tebak nikmatnya hanya dari kepulan asap sebelum kamu minum.

Kopi.
           
Sahabatmu di kala pagi, kekasihmu di ujung deadline.

          Kesederhanaanku dalam menyajikan diri merupakan suatu hal yang spesial. Aku tak perlu maludengan warnaku yang hitam, aku berani mengenalkan kepadamu bahwa pahit itu sebenarnya nikmat -- begitu juga hidup.

            Di negaramu aku ini spesial, jarang ada warung menamai dirinya dengan mereka yang setara denganku. Sebutlah susu, yoghurt ataupun jus. Mereka menamai dirinya warung kopi, bukan warung susu, warung yoghurt maupun warung jus.
           
             Kopi.
            
            Sepahit apa pun, kita harus menenggak habis untuk merasakan nikmatnya. Jika kurang suka pahit, kamu boleh memberiku krim, susu, ataupun gula supaya kamu bisa lebih menikmatinya atau kamu bisa saja membiarkannya tetap pahit. Supaya mengingatkanmu bahwa di luar sana banyak yang manis tapi belum tentu nikmat.

            Kopi.

            Aku bisa menjelma menjadi beberapa rasa, dicocokkan dengan inginnya lidahmu. Ada Espresso yang dibuat dengan tekanan tinggi, Latte yang dipadukan dengan susu, Cappucino dengan tambahan susu, krim dan serpihan coklat. Kopi tubruk yang asli Indonesia yang dimasak bersama gula, Mocca yang serupa Cappucino dan Latte, tetapi dengan tambahan sirup coklat dan puluhan macam lainnya. 

Tapi, yang satu pasti kamu harus ingat. Bagaimana pun macam jenisku, tetaplah dari sebuah biji, melalu proses pemilihan diantara ribuan biji lainnya, dikumpulkan dengan yang terbaik, kemudian melalui pemanggangan, penggilingan dan perebusan. Hingga dapat bercumbu dengan indra pengecapmu. Selama ini kamu hanya tau, aku yang siap kamu nikmati. Bukan aku yang melalui proses keras untuk bertemu denganmu. Hargailah.

            Kopi.

            Tuhan menciptakan bijinya dan manusia menciptakan sachet untuk mengaduk. Sungguh, aku suka dengan inovasi dalam kesederhaan. Selain itu kamu bisa menikmati hangatku dari cangkir. Atau kalau mau merasa lebih Indonesia, kamu bisa menikmati dari tatakannya. Aku tidak terpaku pada satu metode. Selain itu, aku juga bisa menyesuaikan dengan keadaanmu. Sesekali kamu bisa bertemu aku dalam cup starbucks, nescafe can dan kopi sachet. Aku menyeluruh, tidak membedakan dan kaku.

Kopi.

Aku selalu ada dalam perkumpulan diskusi, entah mereka yang berfilosofi bodoh, pertemuan reuni, ataupun dua orang yang baru kenal. Aku suka diantara mereka. Yang kutau satu, belum pernah kudengar ada aku diantara perselisihan.Oh iya, aku punya teman yang sering bersamaku. Rokok namanya. Berbagai macam merek, tapi yang pasti kami selalu ada dalam perbicangan tenang. 

        Kamu ingat tentang perselishan antara GAM dan TNI ? Kabarnya mereka telah melakukan pertemuan di Sabang. Tidak ada senjata, tidak ada pertempuran. Hanya ada perbicangan bagai kawan yang telah lama tak jumpa. Dan kamu tau ? ada kami diantara mereka, kami memang tercipta untuk menghangatkan suasana.

            Ada yang menghindariku, mengandung kafein, takut candu katanya. Jangan salahkan aku jika kamu candu. Yang ku tau, aku selalu siap bersamamu dalam suasana apapun, entah santai, dalam masalah ataupun dikejar deadline. Bukannya sudah kuberitahu?

            Mungkin cukup. Selamat meneguk pahit untuk nikmat.Sampai bertemu denganku di ujung deadline, di atas meja pagi, di antara diskusi, di malam yang tenang.

-- 03.20 WIB
 09 Oktober 2013 -- Jembatan Cincin - Jatinangor.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi kriteria penerimaan UKM CCfikomunpad